2 tahun yang lalu
Konten Terkunci
Klik tombol di bawah untuk membayar dan mendapatkan akses.
Pagi ini saya sedang bersiap-siap berangkat ke sebuah hotel. Hari ini saya sdh izin untuk tidak masuk kerja selama 2 hari ke Pak David bos saya, saya berani izin kebetulan dia ada dinas luar kota mendadak selama satu minggu ke depan.
Sesuai dengan kesepakatan dengan Teh Heni sebagai penghubung saya akan menemui seseorang yang membooking saya yang menurut informasi dari Teh Heni seorang anggota Dewan, saya hanya diberi namanya atas nama Rudi dan alamat hotel serta no kamar tidak ada no telp, katanya untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Menurut Heni orang tsb sdh dapat photo saya dari Heni.
Saat itu suami saya Dendi sdh berangkat ke kantor dan juga sdh memberikan restunya kepada saya juga untuk dibooking hari ini. Saat ini sdh jam 10 siang, Saya sdh rapi, saya tak lupa membawa cadar ini sebagai jaga-jaga saja jangan sampai kejadian seperti kepergok Kak mega terulang kembali. Saya memakai baju kurung motif bunga-bunga warna hijau muda dan kerudung warna putih, saya pun membawa pakaian ganti dalam tas, untuk jaga-jaga saja.
Setelah sampai di kamar yang dimaksud saya pun mengetuk pintu tersebut dan tak lama pintu di buka, saya cukup terkejut karena saya pikir anggota dewan yang booking saya ini sdh tua, ternyata masih cukup muda, perawakannya tidak terlalu tinggi bahkan sepantaran saya, kulitnya putih sedikit berjanggut dan berkumis tipis, ramput pendek klimis, memakai kaos hitam dan celana jeans pendek, umurnya mungkin seumuran dengan suami saya.
Dia pun segera mempersilahkan masuk.
Rudi:” Bu Dewi ya, di photonya tidak pakai cadar”
Saya:” Ia, cadar hanya jaga-jaga saja pak”
Rudi:” Oh Ok, silahkan duduk dulu”
Saya lihat kamarnya tidak terlalu luas, sedang saja, ada single bed, ada kulkas kecil khusus tempat minuman saja, meja rias yang menjadi satu dengan meja penyimpanan makanan ringan, ada juga teh celup dan kopi serta alat untuk masak air. Sebuah tv layar datar 40 inch, dan kamar mandi dengan pintu dan dinding kaca.
Saya segera membuka perlengkapan saya yang sudah saya siapkan, beberapa hari saya sdh berlatih teknik memijat ala kadarnya ke Bu Heti, ya ala kadarnya toh itu Cuma kedok ujung-ujungnya ng juga.
Terlihat celana si Rudi tampak mulai menggembung. Tangan si Rudi lagi-lagi bergerak mengelus paha saya, tapi dia tidak bisa menaikan lagi bagian bawah baju kurung saya karena tertindih lipatan kaki saya, syukurin.
Saya:” Dilepas saja ya Pak, cd-nya?
Rudi:” Ia” dia sangat antusias, langsung menurunkan sendiri cd-nya yang lalu saya tarik hingga lepas.
tampak k-ya sdh setengah menegang, lumayan gede juga.
Saya pun mulai memijit k si Rudi, baru di pijit sebentar sdh langsung mengeras.
Si Rudi pun mulai mendesah, tangannya langsung saja menangkap bagian depan dada saya yang setengah menunduk
Rudi:” Dewi, uggh udah, sekarang giliran saya yang mijit kamu” sambil bangkit dan mendorong saya hingga terlentang ke samping badannya..
Apa yang selanjutnya terjadi? Pasti enak bangetlah dukung ya biar enaknya nikmat